Senin, 08 April 2013

PENELITIAN META ANALISIS

PENGERTIAN META ANALISIS 

             Meta analisis secara sederhana dapat diartikan sebagai analisis atas analisis. Sebagai penelitian, meta analisis merupakan kajian atas sejumlah hasil penelitian dalam masalah yang sejenis. Meta analisis sebagai metode penelitian pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson pada tahun 1904 untuk kajian di bidang kesehatan/pengobatan. Dalam perkembangannya meta analisis sebagai jenis dan metode penelitian dipergunakan untuk mengkaji berbagai masalah/topik dan untuk berbagai keperluan. Dalam dunia pendidikan meta analisis mulai dilakukakan sekitar tahun 1970-an, yang dilakukan oleh Gene Glass, Frank L. Schmidt, dan John E. Hunter. 
              Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika untuk menggabungkan hasil 2 atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara kuantitatif. Meta analisis pada hakekatnya merupakan sintesis sebuah topik yang diambil dari beberapa laporan penelitian. Berdasarkan sintesis tersebut ditarik sebuah kesimpulan mengenai topik yang diteliti. Penelitian ini menggunakan hasil-hasil penelitian yang sejenis sebagai data dasar dalam melakukan kajian dan kesimpulan. Dalam dunia pendidikan, meta analisis biasanya digunakan untuk melihat signifikansi suatu treatment/ intervensi terhadap subjek pembelajaran, yaitu siswa. Misalnya saja, pengaruh metode pembelajaran, motivasi siswa, sumber belajar terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, meta analisis juga dapat digunakan untuk penelitian yang bukan desain eksperimen, misalnya saja penelitian deskriptif. 
            Effect size, yakni perbedaan kejadian efek antara kelompok eksperimental dan kelompok kontrol dalam meta-analisis merupakan gabungan effect size masing-masing studi yang dilakukan dengan teknik statistika tertentu. Karena pada umumnya pembuat meta-analisis tidak memiliki data dasar penelitian, maka praktis dimensi effect size yang digabungkan dalam meta-analisis sama dengan yang dilaporkan dalam artikel yang digabungkan. 

 TUJUAN PENELITIAN META ANALISIS 
Tujuan meta-analisis pada umumnya tidak berbeda dengan jenis penelitian klinis lainnya, yaitu:

  •  Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar-variabel.
  • Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai p) maupun estimasi (interval kepercayaan).
  • Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan. 
               David B. Wilson dan George A. Kelley menyarankan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan penelitian meta analisis. Walaupun kedua ahli itu tidak memiliki pendapat yang persis sama, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Tetapkan masalah atau topik yang hendak diteliti. Misalnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh belajar berbasis komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD. 
  2. Tentukan periode hasil-hasil penelitian yang dijadikan sumber data, misalnya 10 tahun terakhir. 
  3. Cari laporan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh belajar berbasis computer terhadap hasil belajar siswa di SD selama 10 tahun terakhir. Laporan tersebut dapat dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan lain yang dapat diperoleh dari perpustakaan dan internet. 
  4. Baca judul dan abstrak laporan penelitian untuk melihat kesesuaian isinya dengan masalah yang akan diteliti. 
  5. Fokuskan penelitian pada masalah, metodologi penelitian (jenis, tempat dan waktu penelitian, metode, pupulasi, sampel, teknik penarikan sampel, teknik analisis data), data, analisis data, dan hasil (kesimpulan dan saran).  
  6. Kategorikan masing-masing penelitian berdasarkan paradigmanya, misalnya penelitian kuantitatif(positivistik) atau penelitian kualitatif (post positivistik). Penelitian kuantitatif biasanya dalam bentuk eksperimen untuk mengukur pengaruh atau hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneitian kualitatif biasanya dalam bentuk deskriptif eksploratif dengan analisis yang kritis. 
  7. Bandingkan hasil semua penelitian sesuai dengan kategorinya. Untuk memperoleh kesimpulan besarnya pengaruh atau hubungan antara variabel dalam penelitian kuantitatif dipergunakan rumus : Sedangkan untuk mengetahui kesimpulan penelitian kualitatif, dapat dilakukan melalui perhitungan prosentase temuan yang sama untuk masalah yang sejenis. 
  8. Analisis kesimpulan yang ditemukan dengan mengkaji hasil-hasil penelitian itu dengan mengkaji metode dan analisis data dalam setiap penelitian sehingga dapat diketahui keunggulan dan kelemahan penelitian yang dilakukan sebelumnya. 
  9. Tarik kesimpulan penelitian meta analisis ini atas dasar langkah ke tujuh dan ke delapan di atas. 

           Data-data penting yang dicatat dari hasil peneltian yang dirangkum antara lain :

  1. Variable bebas dan variable terikat beserta definisi konseptual dan definisi operasionalnya, 
  2. Variable metodologi, misal: jenis penelitian, cara pengambilan sample, statistic yang digunakan dalam analisis, jenis instrumen dan karaktristiknya (Sutrisno, Hery, Kartono 2007) 

 JENIS-JENIS PENELITIAN META ANALISIS 

  1. Penelitian Eksperimental Penelitian eksperimental adalah metode ilmiah yang paling meyakinkan. Karena peneliti sebenarnya memberikan perlakuan yang berbeda dan kemudian studi efek mereka, hasil dari penelitian jenis ini cenderung mengarah pada menerima atau menolak interpretasi secara jelas. 
  2. Penelitian Korelasional Jenis penelitian ini dapat membantu kita membuat prediksi lebih cerdas. Singkatnya, penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variabel yang satu atau lebih ada hubungan dari beberapa tipe. Pendekatan ini memerlukan manipulasi tidak ada pada bagian peneliti selain melayani iklan-instrumen (s) yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang diinginkan. 
  3. Penelitian Penyebab-Perbandingan Tipe lain dari penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan antara kelompok-kelompok orang, ini disebut kembali pencarian kausal-komparatif. Namun demikian, meskipun masalah penafsiran, studi kausal-komparatif adalah nilai dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab variasi yang diamati dalam pola perilaku siswa. Dalam hal ini, mereka sangat mirip dengan studi korelasional. 
  4. Penelitian Survei Tipe lain dari menentukan data penelitian untuk memperoleh karakteristik yang spesifik sebuah kelompok. Ini disebut survei pencarian ulang. Ini macam pertanyaan terbaik dapat dijawab melalui berbagai teknik survei yang mengukur sikap berbagai faktor terhadap kebijakan pemerintahan. Sebuah survei deskriptif melibatkan pasangan pertanyaan yang sama menanyakan (sering disiapkan dalam bentuk pertanyaan tertulis kuesioner atau tes kemampuan) dari sejumlah besar individu seluruh siswa melalui pos, melalui telepon, atau secara pribadi. Ketika sebuah jawaban untuk satu set pertanyaan diminta secara pribadi, penelitian ini disebut wawancara. Kemudian tanggapan dicatat dan dilaporkan, biasanya dalam bentuk frekuensi atau persentase dari mereka yang menjawab dengan cara tertentu untuk setiap pertanyaan. 
  5. Penelitian Etnografi Penekanan dalam jenis penelitian adalah mendokumentasikan atau menggambarkan pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan wawancara mereka dan orang lain yang relevan. Sebuah ruang kelas SD, misalnya, mungkin dapat diamati pada kebiasan sebagai dasar, para siswa dan guru dilibatkan mungkin diwawancarai dalam upaya untuk menjelaskan, sepenuhnya dan sebanyak mungkin, apa yang terjadi di kelas. 
  6. Penelitian Sejarah Anda mungkin sudah akrab dengan sejarah-pencarian kembali. Dalam hal ini jenis penelitian, beberapa aspek masa lalu dipelajari, baik oleh meneliti dokumen periode atau oleh individu wawancara yang hidup selama ini. Peneliti kemudian mencoba untuk merekonstruksi sebagai ketepatan mungkin apa yang selama waktu itu dan untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Masalah utama dalam penelitian sejarah adalah memastikan bahwa dokumen atau individu benar-benar datang dari (atau hidup selama) periode yang diteliti, dan sekali ini tidak dapat dipungkiri, bahwa memastikan apakah dokumen atau perkataan individu itu benar. 
  7. Penelitian Tindakan Penelitian Tindakan berbeda dari semua metodologi sebelumnya dengan dua cara mendasar. Yang pertama adalah bahwa generalisasi untuk orang lain, pengaturan, atau situasi adalah minimal penting. Mencari generalisasi yang kuat, penelitian tindakan (sering guru atau profesional pendidikan lainnya, lebih baik daripada peneliti profesional) fokus pada mendapatkan informasi yang akan mampu untuk merubah kondisi mereka dalam situasi tertentu yang mereka secara pribadi terlibat.  
METODE PENELITIAN META ANALISIS 
                Hunter, J.E., & Schmidt, F.L. (1990) mengemukakan langkah-langkah / metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 

  • Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r 
  • Bare Bone Meta Analysis: 
  1. Koreksi Kesalahan sampel Menghitung mean korelasi populasi 
  2. Menghitung varians rxy 
  3. Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel 
  4. Dampak pengambilan sampel 
  • Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran 
  1. Menghitung mean gabungan 
  2. Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran 
  3. Interval kepercayaan 
  4. Dampak variasi reliabilitas 
           Kini meta-analysis mulai berkembang, terutama setelah dikenalkan oleh Glass tahun 1976 (Analysis of Moderator Effects). Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects :


  •  Graphing – OLS regression 
  • Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression 
  • Variance analysis – Partition test 
  • Outlier test 
           Mediator Assessment Methods, Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect, yaitu: 
  1. Mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis 
  2. Studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size. 


REFERENSI

Merriyana, Rosa. 2006. Junal Pendidikan Penabur. Jakarta.
Anwar, Ruswana. 2005. Skripsi Kedokteran. Bandung: Universitas Padjajaran.
Hunter,J.E,& Schmidt,F.L.(1990) Methods of Meta-Analysis,London:Sage
     Publication


Selasa, 16 Oktober 2012

Menulis Buku Teks Pelajaran..

A. Pendahuluan

Menulis buku teks pelajaran memiliki tantangan tersendiri bagi sang penulis, tantangan yang penulis rasakan pastilah berbeda-beda. Terdapat banyak indikator-indikator yang haruslah diperhatikan oleh penulis buku teks pelajaran sebelum menulis buku teks pelajaran tersebut.

"Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan."

Buku Teks pelajaran sendiri termasuklah wajib dimiliki oleh setiap siswa  untuk menjadi pedoman mereka selama belajar. Buku teks pelajaran juga digunakan sebagai rujukan guru dalam mengajar siswa sehari-hari.

B. Pembahasan

Sebelum menulis buku teks pelajaran penulis haruslah mengetahui terlebih dahulu kriteria buku teks pelajaran tersebut, menurut Geene dan Pery (Taringan 1993) terdapat sepuluh kriteria buku teks yang layak sehingga berkualitas adalah :

  • Buku teks itu haruslah menarik minat siswa yang menggunakan.
  • Buku teks haruslah memberi motivasi kepada siswa.
  • Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik.
  • Buku teks harus mempertimbangkan aspek bahasa sehingga sesuai dengan kemampuan siswa yang memakai.
  • Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran lain.
  • Buku teks harus mampu merangsang aktifitas pribadi siswa.
  • Buku teks harus menyajikan konsep yang jelas.
  • Buku teks harus menjadi sudut pandang yang jelas.
  • Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan dan penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
  • Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan pribadi siswa yang memakai.
Selain hal-hal tersebut seorang penulis buku teks pelajaran jugalah harus mengetahui kaidah-kaidah penulisan buku teks pelajaran yaitu:
Kaidah isi buku pelajaran mencangkup:
  • Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  • Urutan sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum.
  • Tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum.
Kaidah Teknik Penulisan:
  • Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
  • Menggunakan kalimat efektif.
  • Menggunakan huruf yang standar.
  • Dilengkapi contoh dan gambar yang memperjelas materi.
Kerangka Buku Teks Pelajaran
  1. Pendahuluan
  • Kata Pengantar
  • Daftar Isi
  • Penjelasan tujuan penggunaan buku
  • Petunjuk penggunaan buku
  • Petunjuk pengerjaan soal.
     2. Bagian Isi
  • Judul bab atau topik isi bahasan
  • Uraian singkat isi pokok bahasan
  • Penjelasan tujuan bab
  • Uraian isi pelajaran
  • Penjelasan teori
  • Sajian contoh
  • Ringkasan isi buku
  • Soal latihan
  • Kunci jawaban soal latihan
     3. Penutup
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
  • Indeks
  • Glosarium
 Instrumen Penilaian Buku
    1. Isi Buku teks meliputi :
        a. Kelayakan isi, subkomponen 
  • Kesesuaian Standar Kompetensi (SK) dan kompotensi Dasar (KD) : Keluasan materi, Kedalaman materi, Pemilihan tema.
  • Keakuratan materi : Ketepatan konsep, Keotentikan materi, Ketepatan prosedur.
  • Materi Pendukung : Kesesuai dengan perkembangan ilmu, kemutakhiran wacana, keingintahuan dan giat untuk belajar, Keberagaman sosial dan budaya, Ketersajian lingkungan, Kecakapan hidup, Kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
         b. Kelayakan Penyajian, subkomponen
  • Teknik Penyajian : Kekonsistenan sistematik, Kesinambungan atarbab, Keruntutan konsep, Kesesuaian ilustrasi dengan materi.
  • Penyajian Pembelajaran : Berpusat pada peserta didik, Ketersunguhan metakognisi peserta didik, Ketersungguhan peserta didik untuk berfikir kritis, kreatif, dan inovatif melalui eksperimen, Glosarium, Daftar pustaka, Daftar indeks subjek dan orang, Identitas tabel dan gambar, Rangkuman dan refleksi, Evaluasi
   2. Bahasa Buku meliputi
       a. Kelayakan Bahasa
  • Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik : Kesesuaian tingkat perkembangan peserta didik, Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional peserta didik.
  • Komunikatif : Keterpahaman pesan, Ketepatan tata bahasa dan ejaan, Kebakuan istilah dan simbol.
  • Keruntutan dan kesatuan gagasan : Keutuhan makna dalam Bab, Keutuhan makna dalam subbab, Keutuhan makna dalam paragraf, Keterpautan antarbab dalam satu bab, Kebertautan antara paragraf dalam subbab, Kebertautan antar kalimat dalam satu paragraf.
      b. kelayakan Penyajian, subkomponen :
  • Teknik Penyajian : Kekonsistenan sistematika, Kesinambungan antarbab, Kerututan konsep, Kesesuaian ilustrasi dengan materi dalam bab.
  • Penyajian Pembelajaran : Berpusat pada peserta didik, ketersungguhan peserta didik untuk berfikir kritis, kreatif, dan inovatif melalui eksperimen, Metode pembelajaran tematis, Variasi pengajaran
  • Kelengkapan Penyajian : Pengantar, Pendahuluan, Daftar isi, Glosarium, Daftar Pustaka, Daftar indeks subjek dan orang, Identitas tabel dan gambar, Rangkuman dan refleksi, Evaluasi
   3. Komponen Kegrafikan, subkomponen :
     a. Ukuran buku
     b. Desain kulit buku : Tata letak, Tipografi, Ilustrasi.
     c. Desain isi buku : Tata Letak, Tipografi, Ilustrasi

Sumber Artikel :

Judul : Buku Teks Pelajaran dan Peranannya
Penulis : Ramlan Arie
http://ramlannarie.wordpress.com/2011/10/22/buku-teks-pelajaran-dan-peranannya/

Judul : Penulisan Bahan Ajar dan Buku Teks Pelajaran
Penulis : Fikar
http://fikarsul10.blogspot.com/2012/06/makalah-penulisan-bahan-ajar-dan-buku.html

Judul : Hakikat dan Fungsi Buku Ajar
Penulis : Masnur Muslich
http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html

Judul : Panduan Penulisan Buku dan Modul
Penulis : Sudjarwo
http://ml.scribd.com/doc/32909620/Panduan-Penulisan-Buku-Dan-Modul

Judul : Pedoman Menulis Buku Ajar
Penulis : Juliman Harefa
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://blog.uki.ac.id/julimanh/2011/10/21/pedoman-menulis-buku-ajar/




HASIL WAWANCARA DENGAN PENULIS BUKU TEKS PELAJARAN

Kami telah mewawancarai salah seorang Dosen Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta yaitu Ibu Eveline Siregar. Pendidikan yang pernah ditempuh S1 Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta Tahun 1985, S2 Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta Tahun 1995, dan te;lah menyelesaikan S3 Teknologi Pendidikan UNJ. Selain itu beliau merupakan dosen Teknologi Pendidikan yang mengampu mata kuliah dasar kependidikan (MKDK).


Berikut adalah wawancara kami :

Karya tulis yang pernah dihasilkan penulis antar lain: Buku Petunjuk Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (1985), salah satu penulis dan editor pada buku Teknologi Pembelajaran (2003), Mozaik Teknologi Pendidikan(2004) dan Teori Belajar dan Pembelajaran (2010).


Dalam buku ini dibahas secara komprehensif mengenai teori belajar dan pembelajaran serta perkembangan dan penerapannya dalam proses pembelajaran. Pembahasan difokus pada konsep dasar, prinsip dan teori-teori belajar dan pembelajaran, motivasi, konsep dasar kurikulum dan pendekatan pemebelajaran. Buku ini memuat teori dan konsep dasar yang seharusnya diketahui oleh mahasiswa atau berisi tentang hal-hal yang pokok/esensial tentang belajar dan pembelajran, karena itu sangat dibutuhkan proses pengembangan selanjutan dengan menerapkan strategi dan metode pembelajran serta penggunaan media yang bervariasi dalam perkulihan, agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Menurut Penulis, menulis buku itu sebelumnya harus punya tujuan tertentu, mau dibawa kemana dan siapa sasaran pembacanya. Tujuan pembuatan buku  ini menurut beliau awalnya adalah suatu buku ajar yang disusun atas dasar kebutuhan akan suatu buku pegangan yang digunakan dalam perkuliahan Teori Belajar dan Pembelajaran yang merupakan salah satu mata kuliah dasar Kependidikan (MKDK) yang berbobot 4 sks yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa S1 program studi pendidikan di Universitas yang telah menyediakan mahasiswanya untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, lalu perlu diketahui dan dipelajari mahasiswa, mengapa hal tersebuut termasuk hal yang paling penting sebelum menulis buku karena apa yang ingin dituangkan beliau sehingga menjadi sebuah buku yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran (TBP) adalah suatu landasan kemampuan untuk menyelenggarakan tugas profesional sebagai tenaga pengajar maupun tenaga pendidikan lainnnya. 

Penulis juga memperhatikan buku-buku yang sudah ada lalu beliau membandingkannya karena luasnya cakupan dari mata kulliah ini, buku-buku acuan yang digunakan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan cukup banyak dan pada umunya mahasiswa mengalami kesulitan memperoleh bacaan atau sumber yang relevan bahkan tidak jarang mahasiswa memilih sumber belajar yang kurang tepat, maka akibatnya pembahasan topik-topik akan menyimpang dari yang seharusnya, sehingga tujuan pemebelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Ternyata penulis juga melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada buku-buku yang sudah ada, kenapa demikian karena masih banyak buku-buku mengenai Teori Belajar dan Pembelajaran yang belum mengikuti pesatnya perkembangan teori-teori belajar dan pembelajaran. Dibuku ini penulis membuat offlline satu persatu untuk merangsang pemikiran mahasiswa agar lebih kritis dan luas dengan cara memberikan soal-soal latihan dan tujuan di setiap akhir bab.

Penulis juga telah mengikuti standar penulisan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapka BSNP dan Kementrian pendidikan. Penulis juga tidak sembarangan dalam penyusunan buku ajar yang dibuat, semua beracuan dari ketentuan yang telah ditetapkan. Pada buku ini terdapat kata pengantar, daftar isi, isi, daftar pustaka, indeks, tentang penulis.

Dalam menulis buku ternyata penulis mengalami kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya karena saat menulis buku tersebut itu merupakan bidang yang disukai dan juga dikuasi sehingga ketika saat menulis apa yang ditulis membuat semuanya menjadi mudah. Selain itu juga di karenakan sebagai dosen yang pernah mengajar Teori belajar dan pembelajaran, beliau sudah memiliki sumber-sumber buku bacaan dan referensi yang sangat banyak sehingga hal tersebut membantu dalam kecepatan saat menulis buku.


Kendala yang dihadapi penulis saat menulis buku dimulai dengan adanya sumber-sumber yang dimiliki penulis sangat banyak terlebih sumbernya tersebut dari luar (bahasa inggris) yang sulit untuk di terjemahkan pada bahasa indonesia dikarenakan bahasanya yang sangat kompleks ketika semuanya telah diterjemahkan, untuk menyederhanakan bahasa tersebut agar mahasiswa mengerti dan tidak simpang siur mengartikan bahasa yang akan dituangkan adalah hal tersulit tentunya hal tersebut memberikan pekerjaan 2 kali untuk menulis kemudian menyederhanakan kembali sehingga mahasiswa dengan mudah memahami materi yang telah tersedia di buku tersebut.


C. Penutup

Dalam penulisan buku bahan ajar, sebagai seorang penulis tetap harus memperhatikan sistematika dalam pembuatan buku bahan ajar yang pastinya selalu beracuan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menulis buku bahan ajar sebaiknya mengikuti tahapan yang telah dilalui penulis, seperti harus menentukan tujuan tertentu, seperti mau dibawa kemana buku tersebut, dan dilihat siapa audiencenya setelah itu materi apa yang sedang dibutuhkan oleh mahasiswa, mengumpulkan sumber bacaan lalu di bandingkan sumber bacaan yang sudah ada. Setelah semua siap maka bekerja sama lah dengan penerbit dan percetakan agar bukunya lebih menarik bila dipasarkan. 

Dari penjabaran diatas penulis dapat menyimpulakan bahwa narasumber yang kami wawancarai telah melakukan tahap-tahap yang sesuai dengan apa yang tertulis di kelima artikel tersebut, narasumber sebelum membuat buku menentukan tujuan siapa sasaran pembacanya, narasumber yang kami wawancarai juga sudah mengikuti standar eraturan BSNP dalam menulis bukunya tersebut. Kendala yang dihadapi narasumber dalam menulis bukunya dalah kesulitan menyederhanakan bahasa yang akan digunakan dalam menyusun bukunya tersebut karena sumber yang ia miliki sebagian besar berbahasa inggris yang rumit sehingga agak rumit juga menerjemahkan kedalam bahasa indonesia agar para pengguna buku tersebut mudah memahami isi buku tersebut. Selain itu buku yang ditulis oleh narasumber  kerangka penulisannya pun sudah sesuai seperti yang tercantum didalam artikel tersebut.


Penulis :
Bunga Aprilia Ananda, Dwi Ayuningtyas, Maya Fitriani

Selasa, 09 Oktober 2012

Menulis Buku Teks Pelajaran

A. Kesimpulan 5 artikel tentang Menulis Buku Teks Pelajaran

Kesimpulan Artikel :


Judul : Buku Teks Pelajaran dan Peranannya
Penulis : Ramlan Arie
http://ramlannarie.wordpress.com/2011/10/22/buku-teks-pelajaran-dan-peranannya/

Judul : Penulisan Bahan Ajar dan Buku Teks Pelajaran
Penulis : Fikar
http://fikarsul10.blogspot.com/2012/06/makalah-penulisan-bahan-ajar-dan-buku.html

Judul : Hakikat dan Fungsi Buku Ajar
Penulis : Masnur Muslich
http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html

Judul : Panduan Penulisan Buku dan Modul
Penulis : Sudjarwo
http://ml.scribd.com/doc/32909620/Panduan-Penulisan-Buku-Dan-Modul

Judul : Pedoman Menulis Buku Ajar
Penulis : Juliman Harefa
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://blog.uki.ac.id/julimanh/2011/10/21/pedoman-menulis-buku-ajar/


"Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan."

1. Indikator atau ciri penanda buku teks sebagai berikut

  • Buku teks merupakan buku sekolah yang ditunjuk bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu.
  • Buku teks berisi bahan yang terseleksi.
  • Buku teks selalu berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajran tertentu.
  • Buku teks biasanya disusun oleh pakar di bidangnya.
  • Buku teks biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran.
  • Buku teks disusun secara sistematis mengikuti startegi pembelajaran tertentu.
  • Buku teks untuk diasimilasikan dalam pembelajaran.
  • Buku teks disusun untuk menunjang program pembelajaran.
2. Kriteria Buku Teks Pelajaran
Geene dan Petty (dalam Taringan dan Taringan, 1993) mengemukakan kriteria buku teks yang layak sehingga berkualitas adalah :

  • Buku teks itu haruslah menarik minat siswa yang menggunakan.
  • Buku teks haruslah memberi motivasi kepada siswa.
  • Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik.
  • Buku teks harus mempertimbangkan aspek bahasa sehingga sesuai dengan kemampuan siswa yang memakai.
  • Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran lain.
  • Buku teks harus mampu merangsang aktifitas pribadi siswa.
  • Buku teks harus menyajikan konsep yang jelas.
  • Buku teks harus menjadi sudut pandang yang jelas.
  • Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan dan penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
  • Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan pribadi siswa yang memakai.
3. Kaidah Menulis Buku Teks Pelajaran
Kaidah isi buku pelajaran mencangkup:
  • Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  • Urutan sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum.
  • Tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum.
Kaidah Teknik Penulisan:
  • Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
  • Menggunakan kalimat efektif.
  • Menggunakan huruf yang standar.
  • Dilengkapi contoh dan gambar yang memperjelas materi.
4. Unsur-Unsur Buku Teks Pelajaran
  1. Tujuan Pembelajaran.
  2. Penahapan.
  3. Pembelajaran.
  4. Menarik minat dan perhatian siswa.
  5. Kemudahan untuk dipahami
  6. Keaktifan mahasiswa
  7. Hubungan bahan
  8. Norma
  9. Ilustrasi
  10. Soal latihan
5. Kerangka Buku Teks Pelajaran
  1. Pendahuluan
  • Kata Pengantar
  • Daftar Isi
  • Penjelasan tujuan penggunaan buku
  • Petunjuk penggunaan buku
  • Petunjuk pengerjaan soal.
     2. Bagian Isi
  • Judul bab atau topik isi bahasan
  • Uraian singkat isi pokok bahasan
  • Penjelasan tujuan bab
  • Uraian isi pelajaran
  • Penjelasan teori
  • Sajian contoh
  • Ringkasan isi buku
  • Soal latihan
  • Kunci jawaban soal latihan
     3. Penutup
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
  • Indeks
  • Glosarium
6. Instrumen Penilaian Buku
    1. Isi Buku teks meliputi :
        a. Kelayakan isi, subkomponen 
  • Kesesuaian Standar Kompetensi (SK) dan kompotensi Dasar (KD) : Keluasan materi, Kedalaman materi, Pemilihan tema.
  • Keakuratan materi : Ketepatan konsep, Keotentikan materi, Ketepatan prosedur.
  • Materi Pendukung : Kesesuai dengan perkembangan ilmu, kemutakhiran wacana, keingintahuan dan giat untuk belajar, Keberagaman sosial dan budaya, Ketersajian lingkungan, Kecakapan hidup, Kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
         b. Kelayakan Penyajian, subkomponen
  • Teknik Penyajian : Kekonsistenan sistematik, Kesinambungan atarbab, Keruntutan konsep, Kesesuaian ilustrasi dengan materi.
  • Penyajian Pembelajaran : Berpusat pada peserta didik, Ketersunguhan metakognisi peserta didik, Ketersungguhan peserta didik untuk berfikir kritis, kreatif, dan inovatif melalui eksperimen, Glosarium, Daftar pustaka, Daftar indeks subjek dan orang, Identitas tabel dan gambar, Rangkuman dan refleksi, Evaluasi
   2. Bahasa Buku meliputi
       a. Kelayakan Bahasa
  • Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik : Kesesuaian tingkat perkembangan peserta didik, Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional peserta didik.
  • Komunikatif : Keterpahaman pesan, Ketepatan tata bahasa dan ejaan, Kebakuan istilah dan simbol.
  • Keruntutan dan kesatuan gagasan : Keutuhan makna dalam Bab, Keutuhan makna dalam subbab, Keutuhan makna dalam paragraf, Keterpautan antarbab dalam satu bab, Kebertautan antara paragraf dalam subbab, Kebertautan antar kalimat dalam satu paragraf.
      b. kelayakan Penyajian, subkomponen :
  • Teknik Penyajian : Kekonsistenan sistematika, Kesinambungan antarbab, Kerututan konsep, Kesesuaian ilustrasi dengan materi dalam bab.
  • Penyajian Pembelajaran : Berpusat pada peserta didik, ketersungguhan peserta didik untuk berfikir kritis, kreatif, dan inovatif melalui eksperimen, Metode pembelajaran tematis, Variasi pengajaran
  • Kelengkapan Penyajian : Pengantar, Pendahuluan, Daftar isi, Glosarium, Daftar Pustaka, Daftar indeks subjek dan orang, Identitas tabel dan gambar, Rangkuman dan refleksi, Evaluasi
   3. Komponen Kegrafikan, subkomponen :
     a. Ukuran buku
     b. Desain kulit buku : Tata letak, Tipografi, Ilustrasi.
     c. Desain isi buku : Tata Letak, Tipografi, Ilustrasi

B. Perbedaan dan Perbedaan Masing - Masing Artikel

Judul : Buku Teks Pelajaran dan Peranannya
Penulis : Ramlan Arie
Pada artikel ini menjelaskan tentang pengertian buku teks pelajaran, fungsi buku teks pelajaran menurut guru dan menurut siswa serta membahas juga kualitas buku tek menurut Taringan

Judul : Penulisan Bahan Ajar dan Buku Teks
Penulis : Fikar
Dalam artikel ini juga membahas tentang pengertian buku teks pelajaran, dalam artikel ini juga terdapat kelayakan buku menurut Genee dan Pery, kemudian hanya dalam artikel ini kami menemukan instrumen penilaian buku teks pelajaran.

Judul : Hakikat dan Fungsi Buku Teks
Penulis : Masnur Muslich
Dalam artikel ini membahas indikator atau ciri penanda dari buku teks pelajaran, selain itu dalam artikel ii juga membahas kelayakan buku menurut Genee dan Pery.

Judul : Panduan Penulisan Buku dan Modul
Penulis : Sudjarwo
Dalam artikel ini membahas pengertian, kaidah buku ajar, modul, diktat pelajaran. selain itu juga membahas deskripsi buku ajar, modul, diktat pelajaran serta membahas kerangka dalam penulisan buku ajar.

Judul : Pedoman Menulis buku Ajar
Penulis : Juliman Harefa
Dalam artikel ini membahas struktur penulisan buku teks pelajaran dan komponennya.

C. Laporan Hasil Wawancara



Kami telah mewawancarai Ibu Eveline Siregar pada hari senin tanggal 1 oktober 2012, Pendidikan yang pernah ditempuh S1 Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta Tahun 1985, S2 Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta Tahun 1995, dan te;lah menyelesaikan S3 Teknologi Pendidikan UNJ. Selain itu beliau merupakan dosen Teknologi Pendidikan yang mengampu mata kuliah dasar kependidikan (MKDK).

Berikut adalah wawancara kami :

Karya tulis yang pernah dihasilkan penulis antar lain: Buku Petunjuk Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (1985), salah satu penulis dan editor pada buku Teknologi Pembelajaran (2003), Mozaik Teknologi Pendidikan(2004) dan Teori Belajar dan Pembelajaran (2010).

Dalam buku ini dibahas secara komprehensif mengenai teori belajar dan pembelajaran serta perkembangan dan penerapannya dalam proses pembelajaran. Pembahasan difokus pada konsep dasar, prinsip dan teori-teori belajar dan pembelajaran, motivasi, konsep dasar kurikulum dan pendekatan pemebelajaran. Buku ini memuat teori dan konsep dasar yang seharusnya diketahui oleh mahasiswa atau berisi tentang hal-hal yang pokok/esensial tentang belajar dan pembelajran, karena itu sangat dibutuhkan proses pengembangan selanjutan dengan menerapkan strategi dan metode pembelajran serta penggunaan media yang bervariasi dalam perkulihan, agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Menurut Penulis, menulis buku itu sebelumnya harus punya tujuan tertentu, mau dibawa kemana dan siapa sasaran pembacanya. Tujuan pembuatan buku  ini menurut beliau awalnya adalah suatu buku ajar yang disusun atas dasar kebutuhan akan suatu buku pegangan yang digunakan dalam perkuliahan Teori Belajar dan Pembelajaran yang merupakan salah satu mata kuliah dasar Kependidikan (MKDK) yang berbobot 4 sks yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa S1 program studi pendidikan di Universitas yang telah menyediakan mahasiswanya untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, lalu perlu diketahui dan dipelajari mahasiswa, mengapa hal tersebuut termasuk hal yang paling penting sebelum menulis buku karena apa yang ingin dituangkan beliau sehingga menjadi sebuah buku yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran (TBP) adalah suatu landasan kemampuan untuk menyelenggarakan tugas profesional sebagai tenaga pengajar maupun tenaga pendidikan lainnnya. 

Penulis juga memperhatikan buku-buku yang sudah ada lalu beliau membandingkannya karena luasnya cakupan dari mata kulliah ini, buku-buku acuan yang digunakan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan cukup banyak dan pada umunya mahasiswa mengalami kesulitan memperoleh bacaan atau sumber yang relevan bahkan tidak jarang mahasiswa memilih sumber belajar yang kurang tepat, maka akibatnya pembahasan topik-topik akan menyimpang dari yang seharusnya, sehingga tujuan pemebelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Ternyata penulis juga melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada buku-buku yang sudah ada, kenapa demikian karena masih banyak buku-buku mengenai Teori Belajar dan Pembelajaran yang belum mengikuti pesatnya perkembangan teori-teori belajar dan pembelajaran. Dibuku ini penulis membuat offlline satu persatu untuk merangsang pemikiran mahasiswa agar lebih kritis dan luas dengan cara memberikan soal-soal latihan dan tujuan di setiap akhir bab.

Penulis juga telah mengikuti standar penulisan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapka BSNP dan Kementrian pendidikan. Penulis juga tidak sembarangan dalam penyusunan buku ajar yang dibuat, semua beracuan dari ketentuan yang telah ditetapkan. Pada buku ini terdapat kata pengantar, daftar isi, isi, daftar pustaka, indeks, tentang penulis.

Dalam menulis buku ternyata penulis mengalami kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya karena saat menulis buku tersebut itu merupakan bidang yang disukai dan juga dikuasi sehingga ketika saat menulis apa yang ditulis membuat semuanya menjadi mudah. Selain itu juga di karenakan sebagai dosen yang pernah mengajar Teori belajar dan pembelajaran, beliau sudah memiliki sumber-sumber buku bacaan dan referensi yang sangat banyak sehingga hal tersebut membantu dalam kecepatan saat menulis buku.

Kendala yang dihadapi penulis saat menulis buku dimulai dengan adanya sumber-sumber yang dimiliki penulis sangat banyak terlebih sumbernya tersebut dari luar (bahasa inggris) yang sulit untuk di terjemahkan pada bahasa indonesia dikarenakan bahasanya yang sangat kompleks ketika semuanya telah diterjemahkan, untuk menyederhanakan bahasa tersebut agar mahasiswa mengerti dan tidak simpang siur mengartikan bahasa yang akan dituangkan adalah hal tersulit tentunya hal tersebut memberikan pekerjaan 2 kali untuk menulis kemudian menyederhanakan kembali sehingga mahasiswa dengan mudah memahami materi yang telah tersedia di buku tersebut.

Kesimpulan dari wawancara kami terhadap ibu Eveline Siregar pada pembahasan pengalaman beliau menjadi seorang penulis buku ajar dengan judul buku Teori Belajar dan Pembelajaran ialah :

Dalam penulisan buku bahan ajar, sebagai seorang penulis tetap harus memperhatikan sistematika dalam pembuatan buku bahan ajar yang pastinya selalu beracuan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menulis buku bahan ajar sebaiknya mengikuti tahapan yang telah dilalui penulis, seperti harus menentukan tujuan tertentu, seperti mau dibawa kemana buku tersebut, dan dilihat siapa audiencenya setelah itu materi apa yang sedang dibutuhkan oleh mahasiswa, mengumpulkan sumber bacaan lalu di bandingkan sumber bacaan yang sudah ada. Setelah semua siap maka bekerja sama lah dengan penerbit dan percetakan agar bukunya lebih menarik bila dipasarkan. 


D. Kesimpulan Analisis Artikel dengan Hasil Wawancara Penulis Buku Teks Pelajaran

Dari penjabaran diatas penulis dapat menyimpulakan bahwa narasumber yang kami wawancarai telah melakukan tahap-tahap yang sesuai dengan apa yang tertulis di kelima artikel tersebut, narasumber sebelum membuat buku menentukan tujuan siapa sasaran pembacanya, narasumber yang kami wawancarai juga sudah mengikuti standar eraturan BSNP dalam menulis bukunya tersebut. Kendala yang dihadapi narasumber dalam menulis bukunya dalah kesulitan menyederhanakan bahasa yang akan digunakan dalam menyusun bukunya tersebut karena sumber yang ia miliki sebagian besar berbahasa inggris yang rumit sehingga agak rumit juga menerjemahkan kedalam bahasa indonesia agar para pengguna buku tersebut mudah memahami isi buku tersebut. Selain itu buku yang ditulis oleh narasumber  kerangka penulisannya pun sudah sesuai seperti yang tercantum didalam artikel tersebut.



Penulis :
Bunga Aprilia Ananda, Dwi Ayuningtyas, Maya Fitriani

Selasa, 02 Oktober 2012

Hasil Wawancara Pengalaman Menulis Buku Teks Pelajaran





Kelompok kami telah mewawancarai Ibu Eveline Siregar pada hari senin tanggal 1 oktober 2012, Pendidikan yang pernah ditempuh S1 Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta Tahun 1985, S2 Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta Tahun 1995, dan te;lah menyelesaikan S3 Teknologi Pendidikan UNJ. Selain itu beliau merupakan dosen Teknologi Pendidikan yang mengampu mata kuliah dasar kependidikan (MKDK).

Berikut adalah wawancara kami :
Karya tulis yang pernah dihasilkan penulis antar lain: Buku Petunjuk Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (1985), salah satu penulis dan editor pada buku Teknologi Pembelajaran (2003), Mozaik Teknologi Pendidikan(2004) dan Teori Belajar dan Pembelajaran (2010).

Dalam buku ini dibahas secara komprehensif mengenai teori belajar dan pembelajaran serta perkembangan dan penerapannya dalam proses pembelajaran. Pembahasan difokus pada konsep dasar, prinsip dan teori-teori belajar dan pembelajaran, motivasi, konsep dasar kurikulum dan pendekatan pemebelajaran. Buku ini memuat teori dan konsep dasar yang seharusnya diketahui oleh mahasiswa atau berisi tentang hal-hal yang pokok/esensial tentang belajar dan pembelajran, karena itu sangat dibutuhkan proses pengembangan selanjutan dengan menerapkan strategi dan metode pembelajran serta penggunaan media yang bervariasi dalam perkulihan, agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Menurut Penulis, menulis buku itu sebelumnya harus punya tujuan tertentu, mau dibawa kemana dan siapa sasaran pembacanya. Tujuan pembuatan buku  ini menurut beliau awalnya adalah suatu buku ajar yang disusun atas dasar kebutuhan akan suatu buku pegangan yang digunakan dalam perkuliahan Teori Belajar dan Pembelajaran yang merupakan salah satu mata kuliah dasar Kependidikan (MKDK) yang berbobot 4 sks yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa S1 program studi pendidikan di Universitas yang telah menyediakan mahasiswanya untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, lalu perlu diketahui dan dipelajari mahasiswa, mengapa hal tersebuut termasuk hal yang paling penting sebelum menulis buku karena apa yang ingin dituangkan beliau sehingga menjadi sebuah buku yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran (TBP) adalah suatu landasan kemampuan untuk menyelenggarakan tugas profesional sebagai tenaga pengajar maupun tenaga pendidikan lainnnya. Penulis juga memperhatikan buku-buku yang sudah ada lalu beliau membandingkannya karena luasnya cakupan dari mata kulliah ini, buku-buku acuan yang digunakan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan cukup banyak dan pada umunya mahasiswa mengalami kesulitan memperoleh bacaan atau sumber yang relevan bahkan tidak jarang mahasiswa memilih sumber belajar yang kurang tepat, maka akibatnya pembahasan topik-topik akan menyimpang dari yang seharusnya, sehingga tujuan pemebelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Ternyata penulis juga melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada buku-buku yang sudah ada, kenapa demikian karena masih banyak buku-buku mengenai Teori Belajar dan Pembelajaran yang belum mengikuti pesatnya perkembangan teori-teori belajar dan pembelajaran. Dibuku ini penulis membuat offlline satu persatu untuk merangsang pemikiran mahasiswa agar lebih kritis dan luas dengan cara memberikan soal-soal latihan dan tujuan di setiap akhir bab.

Penulis juga telah mengikuti standar penulisan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapka BSNP dan Kementrian pendidikan. Penulis juga tidak sembarangan dalam penyusunan buku ajar yang dibuat, semua beracuan dari ketentuan yang telah ditetapkan. Pada buku ini terdapat kata pengantar, daftar isi, isi, daftar pustaka, indeks, tentang penulis.

Dalam menulis buku ternyata penulis mengalami kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya karena saat menulis buku tersebut itu merupakan bidang yang disukai dan juga dikuasi sehingga ketika saat menulis apa yang ditulis membuat semuanya menjadi mudah. Selain itu juga di karenakan sebagai dosen yang pernah mengajar Teori belajar dan pembelajaran, beliau sudah memiliki sumber-sumber buku bacaan dan referensi yang sangat banyak sehingga hal tersebut membantu dalam kecepatan saat menulis buku.
Kendala yang dihadapi penulis saat menulis buku dimulai dengan adanya sumber-sumber yang dimiliki penulis sangat banyak terlebih sumbernya tersebut dari luar (bahasa inggris) yang sulit untuk di terjemahkan pada bahasa indonesia dikarenakan bahasanya yang sangat kompleks ketika semuanya telah diterjemahkan, untuk menyederhanakan bahasa tersebut agar mahasiswa mengerti dan tidak simpang siur mengartikan bahasa yang akan dituangkan adalah hal tersulit tentunya hal tersebut memberikan pekerjaan 2 kali untuk menulis kemudian menyederhanakan kembali sehingga mahasiswa dengan mudah memahami materi yang telah tersedia di buku tersebut.

Kesimpulan dari wawancara kami terhadap ibu Eveline Siregar pada pembahasan pengalaman beliau menjadi seorang penulis buku ajar dengan judul buku Teori Belajar dan Pembelajaran ialah :

Dalam penulisan buku bahan ajar, sebagai seorang penulis tetap harus memperhatikan sistematika dalam pembuatan buku bahan ajar yang pastinya selalu beracuan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menulis buku bahan ajar sebaiknya mengikuti tahapan yang telah dilalui penulis, seperti harus menentukan tujuan tertentu, seperti mau dibawa kemana buku tersebut, dan dilihat siapa audiencenya setelah itu materi apa yang sedang dibutuhkan oleh mahasiswa, mengumpulkan sumber bacaan lalu di bandingkan sumber bacaan yang sudah ada. Setelah semua siap maka bekerja sama lah dengan penerbit dan percetakan agar bukunya lebih menarik bila dipasarkan.



Penyusun :
Bunga Aprilia Ananda, Dwi Ayuningtyas dan Maya Fitriani




Sabtu, 31 Maret 2012

Kamu termasuk Kategori Adopter yang mana?

1. Ocehan

Welcome back guys.. selamat datang kembali di blog saya hahahaMasih tetep di mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan, dosen pengampunya juga masih sama kok tenang aja. Tugas kali ini juga masih sama kok seperti tugas pertama yang saya post di blog ini, pokoknya intinya tetep survey jawaban teman-teman sekelaslah yaa. Kali ini pertanyaannya adalah “Sebenarnya apakah hubungan inovativeness dengan kategori adopter? dan sebagai lulusan TP anda termasuk kategori adopter yang mana? berikan alasannya”. Disini temen-temen semua harus ngejawab apa hubungan inovativeness dengan adopter. Jawaban temen-temen disini bagus bagus loh, dalam jawaban tersebut terdapat jawaban tentang katagori adopter, nah.. dengan adanya jawaban tersebut baru deh jawab kami sebagai lulusan EduTech nanti sebagai kategori adopter yang mana?
Eiiiitsss.... sabar semua itu akan dibahas dibawah ini.




2. Isinya




Sebelum ngasih liat hasil survey dan bagan-bagan yang udah saya buat pertama mau ngebahas inovativeness dan adopternya dulu, dan ngga lupa bakal dibahas kategori adopternya itu apa saja. Inovativeness menurut saya adalah seorang individu atau kelompok yang lebih mudah dan cepat menerima ide-ide baru yang muncul dimasyarakat ketimbang masyarakat lain yang kurang cepat memahami perubahan tersebut. sedangkan adopter menurut saya adalahadalah sekelompok orang yang menerima hasil inovasi, nah dalam adopter ini terdapat kategorinya menurut E. Rogers kategori adopter adalah: 
Inovator, kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Early Adopter,  Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru

Early Majority, Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Late Majority, Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka

 Laggard, Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. 
Naah... sekarang kita sama-sama liat hasil dari perhitungan survey saya terhadap jawaban teman-teman yang comment di Forum Facebook tersebut.

Pertama:

Masih dengan para member yang kemarin, kali ini yang meng-commentin pertanyaan tersebut cuma 34 orang mahasiswa, mari sama-sama kita liat gambarnya.


Yang tercatat di Forum Facebook tersebut sih member group tersebut ada 42 orang, tapi ternyata yang ngerespon pertanyaan tersebut cuma 34 orang, ternyata masih ada aja yang diam seribu bahasa kaya kemarin-kemarin itu. Setelah ini kita liat diagram prosentase yang ngejawab pertanyaan tersebut.


Nah itu dia prosentasenya, bisa diliatlah yaa ternyata temen-temen yang nantinya bakalan menjadi lulusan EduTech lebih memilih menjadi Inovator ketimbang kategori adopter yang lain. Kenapa prosentase Laggard 0%? yaiyalah mana ada lulusan EduTech yang masih mau keliatan tradisional, ngga mau nerima inovasi baru. Kenapa begitu? ya karena sebenernya sebagi lulusan EduTech itu kami dituntut membuat sebuah inovasi di dunia pendidikan dan juga dunia kepelatihan *eh, kok salah satu alesannya udah dibeberin duluan sih, itukan ada saatnya nanti -___-" *. Digambar itu juga ada 9% yang tidak memilih kan? itu dikarenakan mahasiswa tersebut tidak menjawab pertanyaan "sebagai lulusan EduTech kalian termasuk kategori adopter yang mana?" mereka hanya menjawab pertanyaan tentang hubungan inovativeness dengan adopter, ngga taulah yah kenapa pertanyaan itu ngga dijawab mungkin lupa atau ngga baca ada pertanyaan itu atau emang mereka ngga tau bakal termasuk kategori adopter yang mana.

Kedua:
Alasan teman-teman ingin menjadi kategori adopter yang mana.



Alasannya bervariasi sekali yah, tapi masih ada yang tidak memberikan alasan mengapa mereka lebih memilih kategori adopter tersebut liat aja sampe ada 16 orang yang ngga ngasih alasan. Kalau saya pribadi alasannya ada di Early Adopter & Early Majority *ngga ada yang nanya*. Oke sekarang kita liat hasil Prosentasenya.




Tuhkaaan bisa diliat deh ya 80% mahasiswa ngga memberi alasan, ngga tau deh kenapa begitu mungkin mereka lupa kali yah...
Pada diagram inovator bisa diliat 37% bilang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, 36% karena seorang lulusan EduTech harus memiliki inovasi, yaaa sebenernya memang itulah tujuannya ada jurusan EduTech membuat inovasi untuk memajukan pendidikan dan kepelatihan.


3. Jadiii..........

Dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa EduTech semester 4 ini setelah lulus dari EduTech sendiri ingin menjadi seorang INOVATOR *tepuktangan*. Ada juga yang hanya ingin menjadi Early Adopter biar bisa lebih selektif dalam memilih inovasi tersebut cocok atau tidak dengan dirinya atau untuk khalayak ramai.
Terakhir dari saya.. "SEMANGAT teman-temanku ayoo sama-sama kita wujudkan mimpi kita!!! dengan saling membantu tentunya :D"



Sabtu, 10 Maret 2012

Survey Inovasi (matkul Difusi Inovasi Pendidikan)


1. Cuap-cuap

Universitas Negeri Jakarta salah satu universitas negeri di daerah Jakarta timur, di universitas ini ada Fakultas Ilmu pendidikan (FIP), naah.. difakultas inilah saya menimba ilmu lebih tepatnya lagi di Jurusan Teknologi Pendidikan (TP). Di TP terdapat satu matakuliah yaitu Difusi Inovasi pendidikan mata kuliah ini di ampu oleh Bapak Prof. DR. BP Sitepu dan ibu RetnoWidyaningrum. Kita sih belajar seperti biasa secara tatap muka atau belajar online, bagi mahasiswa TP belajar online itu sudah biasa yang membuat semuanya lebih luar biasa lagi tuh wadah atau tempat untuk belajar onlinenya. Kalau belajar online dengan menggunakan situs-situs resmi yang di miliki jurusan TP sih udah biasa, naah yang ngebedain di mata kuliah ini belajar online kita nggak menggunakan situs resmi dari jurusan melainkan menggunakan situs jejaring sosial yang udah sangat terkenal didunia yaitu Facebook, yaak.. kiat belajar online melalui FB jadi di FB tersebut kita membuat suatu group discussion untuk mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan ini. Karena menurut kami ini adalah hal pertama kami diskusi melalui FB makanya sempat sang dosen mengajukan pertanyaan dalam forum diskusi tersebut untuk survey tentang INOVASI karena kebetulan di mata kuliah ini ada kata INOVASINYA, begini kira-kira pertanyaannya “Apakah Forum Group Discussion IDP ini termasuk inovasi dalam mata kuliah ini?". Tujuan dri survey tersebut ni yaa mau liat menurut mahasiswa tuh forum diskusi ini YES- adalah sebuah inovasi, NO- adalah bukan sebuah inovasi, Yes & NO- bisa dibilang inovasi bisa juga dibilang bukan inovasi. Sedangkan mafaatnya biar kita bisa liat tanggapan teman-teman apa grup tersebut bisa dibilang inovasi atau tidak, sekalian mau liat apa para mahasiswa udah ngerti apa itu inovasi. Naah.. udah pasti bangetlah yang ngerspon pertanyaan survey tersebut para mahasiswa TP yang tergabung dalam grup tersebut, teknik surveynya gampang kok, Bapak Sitepu memberikan pertanyaan yang udah saya tulis diatas, kemudian mahasiswanya tinggal comment aja di post-an tentang pertanyaan tersebut tentunya dengan di beri opsi YES, NO, YES & NO, karena sebagai mahasiswa harus dituntut dapat menganalisis makanya dalam memilih jawaban kita harus memberikan alasannya dooong.



2. Hasil Surveynya neeh
Yang Pertama:
Berhubung member grup ini lumayan banyak orangnya, kita mau liat dulu ni siapa aja sih yang commen pertanyaan tersebut sama yang diem seribu bahasa ngga jawab sama sekali.



setelah saya survey ternyata masih ada 7 orang yang diam seribu bahasa, sedangkan yang udah comment ada 31 orang, ya lumayanlah kalo dari 38 orang sih.



Yang Kedua:
Dipilh-dipilih.. siapa yang milih YES, NO, YES & NO, ayoo kita liat sama-sama, naah hasil survey yang ini dibikin dalam diagram batang dan pie.






 Bisa diliat sendirikan ya hasill surveynya, ada 29 orang yang menjawab YES, dan 2 orang yang jawab YES&NO (kesannya kaya ABG labil ya milihnya dua jawaban -__-")



Yang Ketiga:
Selanjutnya alasan-alasan jawaban para pengikut survey ni, penampakannya dalam tebel dan diagram pie.



nah.. itu dy alasan-alasan teman-teman memilih jawaban yang mereka anut masing-masing, kenapa milih YES dan kenapa milih YES& NO.


3.    Pembahasan
JENG JENG JENG.. saatnya buat saya menelaah hasi survey mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan. Dari hasil survey tersebut yang jawab YES itu ada 29 orang, kenapa mereka memilih YES karena mereka merasa baru pertama kalinya melakukan diskusi secara online di FB, selain itu dengan adanya grup ini mengubah peranan dosen yang mengampu mata kuliah ini, dosen bisa jadi fasilitator disini menyediakan media diskusi yang lain dari pada mata kuliah lainnya dengan memberi pertanyaan pertanyaan yang wajib kita semua comment-in, selain itu alasan yang terakhir tuh mengacu pada inovasi menurut E. Rogers Keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas, trialbilitas, dan dapat diamati.

Selain ada jawab YES, ada 2 orang ni yang jawab YES&NO (tetep saya ngerasa ini yang jawab ABG labil ya? -__-“) alasan pertama mereka bilang YES itu ya sama aja kaya mereka yang jawab YES doang itu, karena merasa bahwa diskusi melalui FB itu suatu hal yang baru, namun disatu sisi mereka bilang bahwa sebelumnya pernah melakukan diskusi pelajaran juga melalui FB, alasan lain mereka menjawab NO itu karena menurut mereka FB itu sudah ada sejak lama sedangkan yang namanya inovasi itu harus direncanakan dahulu sebelumnya. 


4. Kesimpulan
Dari hasil survey tersebut dapat disimpulkan bahwa FB juga dapat dijadikan wadah sebagai diskusi untuk belajar, selain itu FB ini bisa juga dijadikan sebagai pemecahan masalah, jadi mahasiswa tidak hanya belajar secara tatap muka tetapi mahasiswa bisa belajar tanpa mengenal waktu dan tempat, belajar bisa dilakukan dimana saja. terlebih lagi di grup diskusi FB ini bisa menggantikan kegiatan belajar tatap muka yang tidak bisa dihadiri oleh dosennya sehingga mahasiswa tidak ketinggalam materi yang harusnya diajari pada hari itu.
Dan yang pasti forum diskusi FB ini memang telah direncanakan sebelumnya oleh dosen pengampu sehingga bisa dibilang forum diskusi FB ini adalah sebuah inovasi.

Saran
Saran yang bisa saya berikan untuk Forum diskusi ini, para dosen pengampu memberikan sedikit penjelas dahulu sebelum memberikan sebuah pertanyaan sehingga walaupun sedikit para mahasiswa dapat mengerti dan bisa lebih mudah mengembangkan dan mencari tahu bahan materi yang sesuai dengan materi tersebut. dosen juga seharusnya bisa membantu mahasiswa dalam memberi bahan bacaan yang sesuai dengan materi yang sedang dibahas, karena ada kemungkinan apabila mahasiswa mencari bahan belajar sendiri bisa saja terjadi kesalahan.


5. Daftar Pustaka
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovation. New york : the free press


Suber survey: